Minggu, 16 Mei 2010

Boneka Untuk Shella

Mila membuka pintu kamarnya. Satu wajah polos dan teduh ia dapati, terlelap dengan dekapan guling yang ukurannya lebih besar dari tubuh mungil itu. Dengan sisa tenaga malam itu, ia menghampiri tubuh bocah 4 tahun tersebut dan mendaratkan ciuman damai di pipi dan kening si bocah.

"Selamat tidur malaikatku" bisiknya, dan berlalu.

Hari-hari yang dilalui Mila sungguh teramat berat untuk gadis seusianya. Di saat gadis 20 tahun lainnya menikmati masa remaja mereka dengan merengguh manisnya bangku kuliah, Mila harus menaklukkan kejamnya hidup degan butiran keringat sebagai kuli angkut di pasar. Lima tahun sudah ia menjadi keluarga dari bau dan lumpur di pasar pagi, sejak keluarga aslinya (ayah dan ibu) meninggal dalam kebakaran 6 tahun lalu.

Kecelakaan itu menorehkan perih yang tak terlupakan, kehilangan orang tua yang menjadi tempat bergantung baginya, perih itupun tergambar buram di pipi kiri Mila, menjelma menjadi luka bakar akibat kebakaran itu. Namun, musibah itupun meninggalkan amanah yang menjadi alasan Mila tetap bertahan, mengisi hari-hari buram sang gadis dengan senyum dan harapan, adik kandungnya Shella.

"Shella ingin boneka kak." Rengek Shella suatu pagi sebelum Mila berangkat kerja.
"Ia, tapi kakak belum punya uang, nanti saja jika kakak dapat uang lebih ya?" Jawab Mila.
"Tapi Shella belum pernah punya boneka, Shella pengen punya satu saja." Tangis si bocah.

Rengekkan bocah kecil itu begitu menyayat, sudah sejak lama Shella menginginkan boneka. Kondisi ekonomi yang tak mendukung membuat Mila harus mencari 1001 alasan untuk si kecil Shella. Tapi kali ini, Mila tak tega, ia tak kuat melihat cahaya hidupnya muram dan bersedih.

"Baiklah, besok kakak belikan ya" bujuk Mila.
"Benar kak?"
"Iya... sekarang Shella makan ya, setelah itu mandi"
"Iya kak." Shella tersenyum memperlihatkan 2 gigi depannya yang bolong.

Hari itu Mila kerja ekstra keras. Tak hanya mengangkut barang-barang, hari itu ia pun menerima tawaran untuk bersih-bersih di pasar, dengan satu tujuan membelikan boneka untuk Shella.

Malam itu purnama. Penat dan lelah yang dirasakan Mila kali ini tak seperti biasa. Seluruh sendi-sendi tulang serasa terlepas dari engselnya, menyisakan tubuh yang lunglai karena bekerja terlalu keras. Namun, lelah itu seakan sirna saat ia melihat wajah polos itu, yang tertidur pulas, menyisakan kedamaian di hati Mila. Senyum di Bibir Mila semakin melebar saat ia memejamkan mata dan membayangkan tawa riang Shella yang memeluk boneka impiannya.

"Ya, boneka itu untuk Shella" gumam Mila sambil tersenyum melihat uang di saku bajunya.

Matahari hampir menampakkan wajahnya. Mila bergegas takut terlambat.
"Kak Mila jangan lupa ya bonekanya" teriak Shella dari balik pintu.
"Ia sayang" jawab Mila dan bergegas menuju pasar pagi di seberang jalan.

Rumah kecil yang mereka tempati berada di daerah kumuh tak jauh dari rel kereta api. Suara bising kereta menjadi irama pengantar tidur setiap malam untuk Mila dan Shella di kontrakan mungil mereka.

Siang itu Mila pulang jauh lebih awal. Ia sengaja pulang awal untuk memberikan kejutan buat Shella, sebuah boneka beruang yang lucu. Langkah cepat dan panjang Mila tempuh, dengan seulas senyum dan boneka beruang merah muda di dekap di dada.

Siang itu tak seperti biasa. Kontrakkan mungil itu dipenuhi tetangga di sekitar tempat tinggal mereka. Mila setengah berlari menuju istana mungil mereka, ia dan Shella.

"Mila, syukurla kau datang, tadi kami mencarimu di pasar tapi kau tidak...."
"Ada apa bu? mana Shella?" tanya Mila memotong perkataan si wanita.
"Shella anu... dia... " si wanita terbata-bata.
"Shella..." Mila masuk ke dlam melewati kerumunan tetangga yang memenuhi rumah mungil itu.

Mila terjatuh di lantai, boneka beruang merah muda itupun terlepas dari pelukannya, menggelinding menghampiri tubuh mungil yang terbaring pucat di lantai.

"Shella, bangun sayang. Ini kakak bawakan boneka yang Shella inginkan. Cantik bukan? Bangun sayang."
Mila mengguncang tubuh mungil itu, mencium dan memeluk, dengan tangis yang tak henti mengalir.

Sore itu sebuah stasiun televisi menayangkan berita mengenai kecelakaan maut, sebuah kereta yang menabrak gadis kecil di sebuah daerah pemukiman kumuh...

1 komentar:

  1. Kurang huruf di baris ke-42.
    Shella tertabrak ya, apakah dia luka berat? Kenapa dia terbaring pucat? Bukankah dia berlumuran darah?
    hehe... thanks for the tag. I like tragic story.

    BalasHapus

Pages

Welcome to my world

Satu dunia yang akan membuat mu mengenalku lebih jauh.
Siapa aku? bagaimana aku? Selamat datang.......