Apa yang akan aku lakukan? hanya penasaran, ingin membuktikan yang terjadi pada saudaraku. apa itu? kau akan tahu nanti.
Lampu merah, hal yang dinanti, karena itulah tujuanku. seperti yang ku perkirakan, "pengemis cilik" datang menghampiri, lengkap dengan materilnya. kadang aku bingung, siapa mereka? intonasi, ekspresi, bahkan gesture mereka SEMPURNA. bak pemain film profesional, mereka memulai aksinya. Dimulai dengan menghampiri mangsa dengan suara yang memelas. tak lupa ekspresi putus asa, melenakan pengendara yang lewat. Coba lkau lihat properti yang mereka gunakan, Luar Biasa. Baju "kumal" dengan tambalan di sana-sini menambah sempurna peran mereka.
Ku lihat para pengendara mulai merogoh kocek mereka, mencari recehan yang mungkin masih "nyelip" di selah-selah saku celana. Tibalah giliranku. Jika kau mengira aku akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan pengendara lain, maka kau salah. Namun ada satu kesamaan, aku dan mereka sama-sama memberi, namun dalam bentuk yang berbeda.
Ku buka bungkusan plastik hitam yang telah ku persiapkan, dan ku serahkan segenggam permen kepada salah seorang "aktor"cilik tersebut.
"Permennnnnnnnnnnn" teriaknya. Entah kekuatan apa yang ada di dalam sebuah permen, anak-anak yang lain segera menghampiri ku. tak perduli dengan pengendara yang lain, bahkan ada yang "menyenggol" para pengendara demi mendapatkan bagian permennya. Aku memperhatikan dengan seksama, saat-saat dimana tak kutemukan ekspresi memelas, atau cemberut di wajah mereka. Yang kudpati hanyalah senyum, bahkan beberapa anak tak segan-segan membuka mulut mereka dengan barisan gigi hitam dan bolong disana-sini, untuk mengekspresikan kegembiraan mereka.
Aku baru tersadar, bahwa mereka adalah anak-anak. Mereka yang dipaksa dewasa sebelum waktunya. Oleh siapa? orang tua, kerabat, atau oarang-orang yang bahkan belum mereka kenal sama sekali. entahlah.....
Namun, satu yang pasti mereka hanyalah anak-anak yang melihat segala sesuatu bukan hanya dari sudut pandang materi. mereka hanyalah anak-anak yang melakukan sesuatu karena mereka mau. Lantas, apakah mereka mau berperan di lampu merah? Yap, mau adalah jawabannya. namun, mengapa mereka mau? ku rasa itulah pertanyaan yang tepat......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar